Jumper Touring

26 Februari 2009 pukul 04:21 | Ditulis dalam Daily Prophet | 7 Komentar
Tag: , , , , , , ,

Inget film Jumper?? Film ini berkisah tentang seorang Jumper. Orang yang bisa berteleportasi semaunya, ke seluruh tempat di dunia ini. Tidak diragukan lagi kalo teleportasi merupakan sarana transportasi yang paling efektif dan efisien. Orang bisa berpindah tempat dengan mudah dan cepat. Konsep teleportasi ini mungkin pertama kali digunakan dalam film Star Trek, saat para awak USS Enterprise akan mendarat di suatu planet.

Nah, konsep teleportasi ini juga digunakan oleh J.K. Rowling dalam serangkaian novelnya yang terkenal, Harry Potter. Dalam novel itu diceritakan bahwa para penyihir mampu ber-apparate dan ber-disapparate untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mudah dan cepat. Dan seperti moda transportasi lainnya, cara transportasi ini bisa menghidarkan Anda dari pengamen.

OKeh, balik lagi ke film Jumper. Gara-gara kemampuan istimewanya itu, para Jumper bisa menikmati hidup dengan sangat indah. Mereka bisa menikmati sarapan di indahnya pantai Hawaii untuk kemudian berpindah dengan cepat ke Tokyo untuk shopping misalnya. Mereka bisa makan malam dengan latar belakang piramida di Mesir dan kemudian tiba-tiba sudah ada di puncak Himalaya. Jalan-jalan menikmati Eifell di Paris dan nonton pertandingan Arsenal di London pun bukan hal yang mustahil.

route touring

Nah, lalu apa hubungannya dengan postinganku hari ini?? Intinya, kemarin aku baru aja melakukan apa yang mirip dengan yang Jumper lakukan. Menikmati hidup dan masa muda. Tentunya tidak menggunakan teleportasi, tapi dengan moda transportasi yang sangat masuk akal. Sepeda motor.

Sebenarnya perjalanan ini agak ironis soalnya tujuan utamaku keluar kota Yogyakarta pada hari Senin pagi adalah untuk menjenguk dan memberikan dukungan kepada salah seorang temanku yang ditinggal pergi Ayahnya untuk selamanya. Rumahnya ada di Cilacap dan aku berempat ke sana naik sepeda motor. Maap ya??

Aku ke sana bareng temen-temen sekelas di Ilmu Komputer UGM. Ada si Diaz, si ceking mirip junkies dengan Yamaha Mio Soul-nya yang aku tumpangi. Di sudut lain, Dimas sang ilusionis(makhluk yang sering berilusi) dengan Yamaha Jupiter MZ-nya ditemani Adhit si Superman di jok belakang. Berempat, kami meninggalkan Yogyakarta sekitar jam11.30.

Dari Yogyakarta, ke timur melewati Purworejo dan sampai di Kebumen sekitar jam1 siang. Mampir untuk makan siang. Seterusnya, ke Timur melewati Banyumas untuk kemudian sampai di Cilacap sekitar pukul3 sore. Kami di rumah temenku yang bapaknya meninggal itu sampai sekitar pukul5 sore. Karena emang rumahnya deket dengan pantai, dari sana kami mampir ke Pante Teluk Penyu menikmati sunset yang salah arah.

chiell on Teluk Penyu Beach

chiell on Teluk Penyu Beach

Pante Teluk Penyu jelas bukanlah pante paling indah yang pernah aku nikmati. Di posisi pertama tetep pada pante Karang Hau di Pelabuhan Ratu itu. Pante Baron di Gunung Kidul ada di tempat berikutnya. Tapi pastinya, Teluk Penyu juga berharga untuk didatangi.

I Love Beach

I Love Beach

Dari Pante Teluk Penyu di Cilacap itu, rombongan berangkat menuju ke Utara di tengah kegelapan malam. Tujuannya : Purwokerto. Purwokerto dan Universitas Jendral Soedirman-nya berhasil kami kunjungi sekitar jam8 malam. Makan malam dinikmati di depan Kantor Pusat Unsoed, sekitar jam9, dalam hujan, perjalanan di lanjutkan ke Purbalingga.

Serasa di Hotel

Serasa di Hotel

Karena cuaca semakin lama semakin tidak bersahabat, kami memutuskan istirahat di sebuah SPBU di dekat gerbang masuk kabupaten Purbalingga dan bermalam di sana hingga pukul3.30 pagi. Meskipun begitu, aku cuma sempat menikmati tidur dari dari jam12 mpe jam3.

Di Balkon Hotel

Di Balkon Hotel

Kabupaten Purbalingga on 3 o'clock

Kabupaten Purbalingga on 3 o'clock

Dari Purbalingga, Banjarnegara di lewati dan sampai di Wonosobo pas menjelang sunrise. Layaknya kota di dataran tinggi, Wonosobo yang terkenal dengan dataran tinggi Dieng-nya menawarkan kabut pagi yang tebal dan udara dinginnya pagi itu. Puas menikmati kabut dingin, menjelang pukul6 pagi kami sudah ada di antara dua gunung, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

The Mist

The Mist

Wonosobo

Wonosobo

Sekitar jam7 pagi kami udah ada di Temanggung. Sarapan di alun-alun kota. Ga lama setelahnya, kami sudah melesat ke arah Magelang. Dan karena dalam perjalanan pulang aku setengah tidur, setengah ngantuk, tahu-tahu aku sudah ada di Ring Road Utara Yogyakarta pada jam8.40.

Wow. Yogyakarta-Kulon Progo-Purworejo-Kebumen-Banyumas-Cilacap-Banyumas-Purwokerto-Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo-Temanggung-Magelang-Sleman dalam waktu kurang dari 24 jam. What a long trip….

7 Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. Mantab, chiell !!
    Tak promosiin jd host acara jalan2 obyek2 wisata di tipi2 tar, tp pjalananmu kudu naek motor trus, py ??

  2. Wah ide bagus Luth…
    Tumben.

  3. yang pasti bakat ilusiku bertambah. bisa gak membelokkan setang ke kanan tapi motornya jalan lurus? juga tentang menipu chiell kalo Yamaha pernah mengeluarkan seri MZ..

    tapi ada satu tokoh yang gak diperkenalkan dengan jelas di cerita ini. ya si “aku” itu, yang memang gak bisa diperkenalkan dengan jelas karena eksistensinya sendiri pun gak jelas. foto-foto kabur dan berkabut di atas itu contohnya.

  4. mantab tuh perjalanan. Aku wae umahe sing neng PWT malah ra tau liwat jalan Wonosobo. Munggah mudun sih, kesel..

  5. […] Ditulis oleh feriindrayana11 di/pada Maret 27, 2009 […]

  6. Aku sering jalan – jalan mgl-temanggung – wonosobo and purworejo dan kembali ke yogya. Sepanjang perjalan emang asyik di suguhi pemandangan alam yang eleko

  7. Aku sering jalan – jalan mgl-temanggung – wonosobo and purworejo dan kembali ke yogya. Sepanjang perjalan emang asyik di suguhi pemandangan alam yang elok


Tinggalkan Balasan ke Masno Batalkan balasan


Entries dan komentar feeds.